Pengen kuliah?

Sudah tau dimana anda harus kuliah?

Widya Dharma Pontianak adalah tempatnya Temannn!... 

Widya Dharma Pontianak adalah perguruan tinggi swasta yang berada di Pontianak dan merupakan salah satu perguruan tinggi top di provinsi Kalimantan barat. Oleh karena itu, nama Widya Dharma sendiri tidaklah asing didengar oleh masyarakat Kalimantan Barat terutama yang tinggal di Pontianak. 

Widya Dharma Pontianak ini sudah ada sejak tahun 1986 di dirikan oleh Pastor Petrus bersama alm. Petrus Djuman, Widjaja Tandra, Peit Andjioe Nyangun yang kini menaungi STIE Widya Dharma, STMIK Widya Dharma, ASM Widya Dharma, ABA Widya Dharma yang semuanya berlokasi di Pontianak. Jika dihitung lamanya, sekarang Widya Dharma Pontianak ini sudah 30 tahun ada untuk mengabdi kepada bangsa dan Negara dalam memajukan dan mengembangkan ilmu dan teknologi bagi anak bangsa. Kamu tahu?... 30 tahun bagi sebuah perguruan tinggi tidak muda lagi jika dibandingkan dengan umur manusia, dengan demikian tentunya widya dharma Pontianak ini sudah sangatlah berpengalama dalam dunia pendidikan. Hal ini nampak jelas bahwa widya dharma Pontianak telah berhasil meluluskan puluhan ribu bahkan ratusan ribu mahasiswa/I yang berprestasi. Semua prestasi tersebut tidaklah lepas dari sebuah usaha dan kerja dari para tenaga pengajarnya yaitu dosen yang kece dan aduhai baik fisik/intelektualnya. 

Pokoknya, Loe keren… kalau kuliah disini, mengapa?

Widya dharma Pontianak dengan pengalamanya sudah tidak diragukan lagi kualitasnya. Dengan tujuan dan komitmennya perguruan tinggi ini selalu mendidik mahasiswa/I dengan ilmu dan teknologi yang selalu berkembang dan up to date. Bukan hanya itu, mahasiswa/I dibimbing untuk menjadi masyarakat ilmiah yang berbudaya, bermoral pancasila, dan berkepribadian Indonesia. Hal tersebut telah jelas tertuang pada tujuan pendidikan tinggi yang berada dibawah naungan yayasan widya dharma Pontianak. 

So?... apa keputusan mu?...



Banyak dari kamu mungkin bingung, setelah lulus SMA enaknya kuliah di mana dan jurusan apa. Cukup banyak orangtua yang mengira bahwa dengan anaknya kuliah D3 masa depannya jadi suram. Nggak sedikit dari mereka berharap bahwa pekerjaan mudah didapat setelah selesai gelar S1.
Eh, hal-hal tersebut nggak sepenuhnya benar lho. Sering banget yang lulusan D3 lebih cepat menghasilkan uang dan malah yang lulusan S1 akhirnya lama menganggur dan bekerja di bidang yang tidak sesuai dengan minatnya. Apalagi sekarang banyak institusi keren yang menawarkan program D3 dan banyak universitas ecek-ecek yang nawarin program S1. Gimana nih!
Apa yang harus jadi pertimbangan? Bedanya apa? Mari kita ulik bareng-bareng.
1. Fokus Pembelajaran
Nah, kalau di jenjang S1, pembelajarannya bersifat luas dan lebih teoritis daripada D3. Sementara D3 sangat fokus pada keterampilan-keterampilan tertentu. Jadi apakah kamu sebaiknya ambil D3 atau S1 itu sangat tergantung pada minat dan bakatmu sendiri. Mau jadi guru? Itu berarti kamu harus menguasai banyak teori pendidikan dulu, jadi yang cocok ambil S1. Tapi kalau bakat dan minatmu adalah fashion design atau seni kuliner misalnya, jangan buang waktu masuk S1. Kamu pasti akan tersiksa, karena fashion design dan seni kuliner erat hubungannya dengan ketrampilan lapangan, jadi harusnya masuk D3 aja. Selama kamu belajar D3, banyak kegiatan praktek lapangan yang berhubungan langsung dengan jurusan tersebut. Jarang sekali kamu harus duduk di kelas berjam-jam membahas teori.
2. Durasi Belajar
Nggak tahan duduk di kelas, membaca, dan belajar lama-lama? Ugh, jangan nekat kuliah S1 deh. Karena S1 di mana-mana, apalagi di universitas bagus, membutuhkan konsentrasi tinggi dalam belajar dan menulis skripsi selama paling tidak 3 sampai 4 tahun. Kalau kamu nggak sabar untuk segera bekerja, maka lebih baik ambil D3 karena durasinya jelas lebih pendek. Malah kamu nggak harus nulis skripsi segala. Tapi kalau kamu menikmati belajar ilmu baru dan menikmati proses membaca teori dan hal baru, S1 adalah jawabannya.
3. Para Pengajar
Pengajar D3 rata-rata adalah praktisi yang sudah berpengalaman di bidangnya dengan langsung. Contohnya, kalau kamu kuliah jurusan D3 khusus Teknik Mesin Penerbangan, maka staf pengajarnya adalah orang-orang yang bekerja di bidang tersebut dan berhubungan langsung dengan mesin penerbangan dalam kesehariannya. Sementara untuk staf pengajar jenjang S1, yang biasa disebut dosen, kegiatan utama mereka adalah mengajar teori dan riset atau penelitian, hanya segelintir dari mereka yang memiliki pekerjaan langsung dengan apa yang mereka ajar. Misalnya, dosen Desain Komunikasi Visual belum tentu bekerja di perusahaan advertising sebagai desainer karena fokus mereka harus mengajar dan riset.
4. Potensi Mendapatkan Pekerjaan
Tebak deh? Mana yang lebih cepat mendapat pekerjaan? S1 atau D3? Jawabannya adalah: tergantung! Kenapa? Karena kebanyakan universitas D3 memiliki jaringan kuat untuk menyalurkan siswa-siswanya ke perusahaan-perusahaan tertentu, jadi mereka bisa langsung mendapat pekerjaan yang sesuai dengan jurusan mereka. D3 jurusan Perhotelan pastinya langsung bekerja di hotel. Nah, kalau mahasiswa S1 biasanya setelah semester 4 pasti sudah didesak jurusan untuk memilih disiplin. Siswa S1 yang cerdas akan langsung memilih displin yang cocok dengan kemampuannya, dan mulai proyek dan magang pada semester-semester akhir kuliah dan masih harus nulis skripsi juga. Sehingga setelah wisuda, mereka tahu hendak bekerja sebagai apa. Sementara yang masih buta akan buang-buang waktu dan ketika tiba-tiba wisuda, bingung deh cari pekerjaan. Akhirnya lama-kelamaan baru tahu kalau jurusan S1-nya nggak cocok dengan minatnya. 
5. Lulusan S1 lebih dihargai daripada lulusan D3. Benarkah?
Nggak juga. Kalau kamu lulusan D3 dengan segudang prestasi dan bukti bahwa kamu sudah melakukan hal-hal besar, kamu akan bernilai jauh lebih tinggi daripada lulusan S1 yang baru wisuda dan tidak tahu mau bekerja di bidang apa. Tapi kalau kamu lulusan S1 dan sudah mulai "menabung" prestasi dan pengalaman pada saat kuliah, potensi dihargai juga lebih tinggi. Intinya, kamu harus punya pengalaman bahkan sebelum kamu lulus kuliah. Dengan begitu, baik D3 maupun S1 juga sama-sama dihargai kok.
6. Jadi Gimana Dong?
Jadi gini. Kalau cita-citamu nantinya memang bekerja untuk perusahaan dan masih belum tahu mau bekerja apa, memang lebih baik kuliah S1. Kamu punya waktu 2-3 tahun untuk menentukan fokusmu.  Sehingga pada saat kamu melamar  pekerjaan ke perusahaan tertentu, mereka akan menilai latar belakangmu berdasarkan IPK dan seberapa banyak kamu tahu tentang posisi yang kamu lamar tersebut. Tapi kalau kamu mau buka bisnis sendiri dan punya passion dan minat yang sangat spesifik seperti contohnya fotografi, mending ambil D3 deh! Kalau kamu nantinya punya jasa pemotretan nggak mungkin calon klienmu akan bertanya apakah kamu punya gelar S1 atau enggak. Mereka lebih suka melihat hasil karyamu.

7. Jadi Belajar di Mana Saja Nggak Masalah Selama Sudah Tahu Masuk D3 atau S1?
Ya, nggak dong, say. Ketika memilih institusi pendidikan, selalu perhatikan hal-hal penting dulu selain biaya dan lokasi. Kalau memilih S1, perhatikan akreditasinya dan kualitas dosennya. Jangan pilih jurusan dan universitas yang status akreditasinya "terdengar" atau malah cuman "diridhoi". Kalau memilih D3, perhatikan lulusan dan koneksi dari institusi tersebut. Apakah mereka bekerja di tempat-tempat atau sukses berbisnis di bidang tersebut. Jangan ragu bertanya langsung dengan pakarnya. Kalau kamu mengagumi si chef A, misalnya, bertanya di mana dia bersekolah. 
Sudah terlalu banyak kasus di mana lulusan S1 membuang waktu dan biaya banyak pada saat kuliah tapi kesulitan mencari pekerjaan karena setelah wisuda mereka tetap tidak tahu bidangnya. Dan sudah terlalu banyak orang mengira para lulusan D3 adalah manusia kelas dua. 
Di AS banyak lho siswa lulusan S1 masih berstatus menganggur karena pekerjaan sedang sulit, namun lulusan D3 keperawatan dan teknisi mesin malah sedang dicari dan mendapatkan pendapatan yang stabil.
Sudah tahu kan bedanya. Kamu pilih yang mana? So make your choice.

Buat yang baru lulus dari SMA maupun SMK, pasti yang jadi pertanyaan terbesar baik dari pribadi maupun orang tua apa lagi kalau bukan, "KULIAH ATAU KERJA?".



Sudah 30 tahun sejak 1986, Perguruan Tinggi Widya Dharma Pontianak telah sangat memperhatikan pengembangan kemahasiswaan dimana hal ini ditujukan dengan mendampingi mahasiswa melalui kegiatan-kegiatan kokurikuler/ekstrakurikuler. Dimana kegiatan tersebut dikemas dalam bentuk baik diskusi, seminar, pelatihan dan pemberian kesempatan pada mahasiswa untuk terlibat dalam organisasi kemahasiswaan baik yang berkaitan dengan keilmuan, minat, bakat dan kegemaran serta kesejahteraan mahasiswa, juga pengabdian kepada masyarakat. Hal tersebut telah menjadi fokus perguruan tinggi Widya Dharma Pontianak untuk meningkatkan kemampuan mahasiswa terutama soft skill mereka. Melalui kegiatan-kegiatan inilah yang diharapkan agar mahasiswanya mampu meningkatkan potensi diri dan kepribadiannya juga untuk menumbuhkan mental yang tangguh dan bermanfaat bagi orang di sekelilingnya. Berikut beberapa kegiatan widya dharma yang sempat didokumentasikan:

  • Penyuluhan tentang bahaya narkoba



Pada tanggal 23 dan 24 November 2013, pihak STMIK Widya Dharma bekerja sama dengan BNN Kalimantan Barat memberikan Penyuluhan tentang Bahaya Narkoba Peserta yang mengikuti penyuluhan ini adalah semua mahasiswa-mahasiswa STMIK Widya Dharma Semeseter I. Tujuan dari penyuluhan ini adalah untuk memberikan pandangan dan informasi akan bahaya penggunaan narkoba. Kegiatan penyuluhan ini selalu rutin diadakan oleh STMIK Widya Dharma bagi mahasiswa-mahasiswi baru (semester I) untuk menghindari terjadi penggunaan narkoba dalam kehidupan di kalangan mahasiswa. Semoga penyuluhan ini dapat terus berlanjut di tahun-tahun berikutnya.

  • Seminar Female Dev Bersama Google Business Group



Pada tanggal 23 Februari 2014 yang lalu, STMIK Widya Dharma bekerja sama dengan Google Group telah mengadakan seminar FemaleDev dan Google Business Group untuk mahasiswa-mahasiswa STMIK Widya Dharma dan umum. Pembicara dalam seminar ini adalah Sdr. Benny Fajarai (CEO dari kreavi.com) yang merupakan anggota dari Google Group. Seminar diadakan dengan 2 session. Session pertama dimulai jam 9 pagi sampai jam 12 siang dengan tema Female Development (FemaleDev.com) dengan judul “Pemrograman HTML”, session pertama ini dikhususkan untuk para mahasiswi. Sedangkan session kedua diikuti oleh umum (mahasiswa/mahasiswi STMIK Widya Dharma dan umum) yang dimulai jam 13 siang sampai jam 15 sore dengan tema Google Business Group dengan judul “Pemakaian Google untuk Business”. Terlihat dalam seminar tersebut peserta sangat antusias dalam mengikuti penjelasan yang disampaikan oleh sdr. Benny Fajarai. Diharapkan setelah seminar ini dilakukan dapat terbentuk komunitas FemaleDev dan Google Business Group di tingkat mahasiswa/i STMIK Widya Dharma Pontianak, dan juga para peserta dalam seminar dapat mengikuti sesi-sesi yang akan diadakan oleh Google Group di tempat-tempat yang berbeda di kota Pontianak.
  • Table Maner Class



Memahami aturan tata krama di meja makan alias table manner adalah bagian dari pengetahuan standar setiap orang. Meski demikian banyak pernak-pernik yang membedakan sistem table manner, sesuai dengan adat kebiasaan masing-masing negara. Untuk masyarakat Indonesia, khususnya di kalangan profesional, table manner paling banyak diadopsi dari standar Amerika. Meski tentu saja tetap dicampur dengan adat kebiasaan orang Indonesia itu sendiri.

Aturan-aturan pokok tata cara di meja makan yang dipelajari mahasiswa/I widya dharma ini terdiri atas 3 yang utama yakni, pertama sebelum makan, kedua tata cara menggunakan perlengkapan makan, dan yang ketiga saat makan sedang berlangsung.

  • Lomba Bahasa Manadarin




Dua mahasiswi ABA Widya Dharma berkesempatan mewakili ABA WD dalam kompetisi Bahasa Mandarin “Chinese Bridge” yang diselenggarakan Pusat Bahasa Mandarin dan Bakor Mandarin Kalimantan Barat. Kompetisi ini berlangsung pada hari Sabtu, 20 April 2013 di Ruang Aula Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tanjungpura Pontianak. Kedua mahasiswi tersebut adalah Christi dan Devi Ratna Sari. Mereka memberikan pidato singkat sekitar 2-3 menit dengan tema utama “A Bridge to Happiness”. Selain itu mereka juga menampilkan pertunjukan seni tradisional China. Christi dan Devi telah membuat bangga ABA WD dalam kompetisi ini dengan pertunjukan yang memukau para juri dan hadirin yang ada. Christi menampilkan pertunjukan seni Tai-chi yang menggabungkan power dan gracefulness, sedangkan Devi Ratna Sari menyuguhkan tarian klasik tradisional China dengan gerakannya yang lentur dan memikat. Terima kasih juga kepada mahasiswi ABA WD yang telah turut hadir dalam memberikan dukungan moril kepada kedua sahabatnya ini. Mohon dukungannya lagi pada babak final yang akan diselenggarakan di Gedung Multimedia SMA Santu Petrus Pontianak pada hari Minggu, 28 April 2013 mendatang.Bakti Sosial


Sebagai bentuk dari Implementasi Tri Dharma Perguruan Tinggi yaitu Pengabdian Pada Masyarakat, maka STMIK Widya Dharma mengadakan kegiatan Bakti Sosial (Baksos). Kegiatan ini sudah menjadi agenda rutin tahunan dan untuk tahun 2016 ini kegiatan bakti sosial dilaksanakan pada tanggal 6-8 Mei 2016 di Dusun Buluh, Desa Sekilap, Kecamatan Mandor, Kabupaten Landak dengan tema “ Kegiatan dalam bakti sosial Bersama Masyarakat Benahi Lingkungan”. Bakti Sosial ini diikuti oleh 101 mahasiswa-mahasiswi STMIK Widya Dharma dan 2 orang dosen pendamping. Dalam bakti sosial tahun 2016 ini dilakukan berbagai kegiatan yaitu perbaikan/pengecatan 2 buah gereja, sumbangan buku ke sekolah-sekolah (PAUD, SD, SMP dan SMA), penyuluhan anti narkoba, pertandingan volly , sumbangan peralatan sholat ke mesjid, pemasangan nomor rumah, pemasangan plang nama gereja dan ramah tamah dengan penduduk.

Jadi itulah beberapa kegiatan yang dapat ditampilkan. Selain itu, Terdapat juga berbagai kegiatan Widya Dharma Pontianak lainnya yang tentunya sangatlah bermanfaat bagi kegiatan Kemahasiswaan Widya Dharma Pontianak yang tak dapat di tampilkan satu persatu tentunya.

STIE Widya Dharma Pontianak pada awal Januari 2016 mengundang Prof. Augusty Ferdinand, DBA. Guru besar bidang marketing dari Universitas Diponegoro Semarang untuk memberikan workshop kepada dosen-dosen yang berada dilingkungan Perguruan Tinggi Widya Dharma. Workshop diadakan selama 2 hari bertujuan meningkatkan kemampuan meneliti dan menulis dosen. Sasarannya adalah setelah selesai mengikuti workshop, para dosen mampu melakukan penelitian dan menulis artikel berkualitas yang dipublikasikan di Jurnal Internasional terindeks Scopus.
Pada tanggal 22 Juni 2016 STIE Widya Dharma Pontianak menerima kunjungan dari Ibu Susy Meilina,  CEO MNC Sekuritas Jakarta. Beliau didampingi Bapak Alfian Winata Pimpinan MNC Sekuritas Cabang Pontianak. Maksud kunjungan tersebut adalah untuk menjalin komunikasi yang lebih baik dan menjajaki kerjasama yang lebih baik d masa yang akan datang, khususnya kerja sama di bidang pasar modal. Pada kesempatan kunjungan tersebut, bu Susy sangat terkesan dengan Galeri Investasi Widya Dharma. Ibu Susy memuji mahasiswa STIE yang sangat antusias terhadap akitivtas pasar modal. Beliau mengatakan Bapak Hary Tannusoedibjo sangat terkesan dengan keaktifan mahasiswa Widya Dharma. Iu Susy berhadap untuk kedepannya kerjasama dengan STIE bisa lebih luas
Retret adalah kegiatan pengembangan pribadi/karakter setiap orang. STMIK Widya Dharma Pontianak mengadakan pembinaan diri (retret) bagi Mahasiswa-mahasiswinya setiap tahun.  Pada tanggal 23-24 April 2016 yang dilaksanakan  di Rumah Retret Constantin, Ambawang. Mahasiswa-mahasiswi tidak hanya diajak untuk mengembangkan pribadi masing-masing saja tetapi juga diajak untuk percaya dan saling membantu satu sama lain, melalui tema yang diusung tahun ini adalah “Kecerdasan Moral dalam Relasi”. Maksudnya agar kita saling menghargai satu sama lain, tanpa memandang status maupun fisik seseorang karena pada dasarnya dimata Tuhan semua manusia itu adalah Mahluk Ciptaan Allah.